Cita-Cita
Kalau ditanya soal cita-cita
sebenarnya saya sendiri juga masih bingung dengan cita-cita saya. Saya belum
bisa menemukan cita-cita yang saya inginkan dan cocok dengan bakat atau
kemampuan saya sendiri. Saya belum bisa menemukan ketertarikan saya dalam suatu
hal. Karena dari awal saya sudah terbiasa diberikan pilihan dan pilihan itu
yang memilih kebanyakan aalah dari orang tua saya. Contohnya saja pilihan masuk jurusan IPA atau IPS di
sekolah. Saya masuk IPA Karena orang tua saya yang memintanya, dan harus masuk
IPA katanya. Kalau saya si awalnya agak ragu kalau masuk IPA. Saya takut tidak
bisa menjalani kegiatan belajar i program jurusan IPA. Karena yang saya tahu
anak IPA itu pintar-pintar semua. Saya takut tidak bisa karena saya menyadari
kemampuan saya. Tapi orang tua saya meyakinkan saya kalau sudah dijalani pasti
akan baik-baik saja. Dan ya memang setelah saya menjalaninya memang baibaik
saja mungkin. Tapi tetap saja susah
untuk pelajaran IPA nya. Terutama FISIKA
dan KIMIA. Nilai saya di mata pelajaran itu endah sekali. Sepertinya
tidak layak menjadi anak IPA. Tapi melihat yang lain juga ada yang menapat nilai seperti itu dan bahkan ada
yang dibawah saya, terkadang saya merasa ada yang lebih tidak layak dari paa
saya. Tapi saya tidak boleh melihat kebawah. Saya harus melihat keatas, melihat
yang lebih dari saya untuk dijadikan motivasi.
Sekarang saya akan menyebutkan
beberapa yang kira kira akan menjadi pilihan saya. Saya mendapat saran dari
orang tua saya. Yaitu teknik industri dan teknik kimia. Ya kalu mendengar
penjelasannya dari orang tua ya saya setuju saja. Tapi apa mungkin dengan nilai
kimia saya yang dibawah KKM bisa masuk menjadi teknik industri atau teknik kimia.
Saya merasa kurang yakin saja. Takut disangka berlebihan. Tapi sepertinya
sekarang saya agak tertarik dengan arsitek. Sepertinya menjadi arsitek itu
menyenangkan. Walaupun harus pintar membuat desain. Tapi saya tidak tahu
caranya menjadi arsitek.
Sepertinya saya harus mengikuti apa
kata orang tua saya. Ya kalau tidak ambil teknik industri, ambil teknik kimia.
Walaupun susah, di coba saja dulu. Pilihan orang tua tiak mungkin salah.
Apalagi pilihan untuk masa depan anaknya. Selain itu menuruti permintaan orang
tua juga merupakan bentuk kebaktian seorang anak kepada orang tuanya. Saya
harus berusaha dulu dan lakukan yang terbaik sebisanya kemampuan saya, dan
janagn telalu memaksakan kehendak. Karena bisa fatal sesuatu yang dipaksakan.
Itu tadi baru jurusan. Baru jurusan
saja saya sudah bingung, apalagi universitasnya? Kalau soal universitas saya
tidak terlalu tahu banyak. Jadi saya tidak terlalu berharap masuk universitas
apa. Tapi semoga saja masuk univesitas yang bagus. Misalnya IPB atau ITB dan
sekelasnya. Jadi masuk universitas apapun yang penting saya bisa masuk jurusan teknik industri tau
teknik kimia dengan baik dan lancar. Amiin.
Pada dasarnya cita-cita saya ingin
menjadi orang yang sukses,berguna, dan membuat orang tua saya senang dan bangga
pada saya. Itu memang cita-cita yang mulia dan sangat umum. Tinggal kita yang
harus berusaha melaksanakannya, mewujudkannya, dan menjadikan itu kenyataan. Usaha dan berdoa dan jangan terlalu
berlebihan dan memaksakan alam mewujudkan cita-cita, itu menurut saya.