Resensi Kumpulan Cerpen
Oleh Mala oktaviani dan Sri Retno Andriani
A.
IDENTITAS
Judul :
Sulaiman Pergi ke Tanjung Cina
Penulis : Hanna Fransisca
Penerbit :
Komodo Books
Cetakan :
1 Mei 2012
JumlahHalaman : 140
Halaman
Ukuranbuku : 14
X 20,5 cm
ISBN :
978-602-9137-20-0
B.
SINOPSIS
Zhu adalah seorang janda dan anak saudagar pencari sarang walet dari Kalimantan Timur yang merantau ke kota berteluk hangat di selat sunda (Bandar Lampung), yang rindu dengan suaminya, namun suaminya sudah meninggal. Suami yang dimaksud yaitu Sulaiman, Sulaiman adalah seorang petani kopi ilegal yang selama hidupnya mempertahankan ladang kopi dari pemerintah yang dipaksa pergi meninggalkan lahan yang telah bertahun-tahun di garap dengan tuduhan melakukan pembunuhan gajah.
Kisah cinta mereka berawal dariSulaiman dan Nyiwar yang datang kerumah Zhu untuk meminta pertolongan darinya, karena Zhu teringat atas jasa ayahnya yang berbaik hati menolong orang, sehingga Zhu menolong Sulaiman dan Nyiwar agar tinggal di rumahnya.
Selama Sulaiman tinggal di rumah Zhu benih-benih cinta pun mulai terjadi sehingga mereka melakukan perkawinan, setelah mereka melangsungkan perkawinan terjadi sesuatu yang tidak terduga.
Berita pemberontakan petani kopi mulai menyebar dan pemerintah tidak tinggal diam sehingga rumah Zhu diserang dan digelandang paksa meninggalkan Zhu.
C.
UNSUR INTRINSIK
a. Tema :
Kerinduan seorang istri terhadap suaminya yang meninggal karena mempertahankan ladang kopi.
b. Alur :
Maju mundur (campuran).
c. Tokoh :
Sulaiman, Zhu, Nyiwar, Made Sukari.
d. Penokohan :
-
Sulaiman :
Berani, pantang menyerah, rela berkorban, gigih.
-
Zhu Ni Xia :
cerdas, ulet, penolong, rendah hati.
-
Nyiwar :
baik, sabar, lemah lembut.
-
Made Sukari : baik, berani.
e. Latar/ setting :
-
Latar alat : Kain tapis, gamelan bambu, kapal perang.
-
Latar suasana : Tegang ,Haru, Sedih.
-
Latar tempat : Bandar Lampung, Kualakambas, Ladang,
Hutan, Kebun, pelabuhan, Pantai, Balai kampung, Rumah Zhu.
-
Latar waktu : Pagi, petang, malam hari, subuh.
f. Amanat :
-
Mengikhlaskan orang yang sudah meninggal.
-
Membantu orang yang kesulitan dan tanpa memandang statusnya.
-
Bersungguh-sungguh dalam melakukan pekerjaan agar mendapatkan hasil yang maksimal.
-
Menjaga titipan dari leluhur yang mulia dengan sebaik-baiknya.
g. Sudut pandang : Sudut pandang orang ketiga serba tahu, dan orang pertama
h. Gaya bahasa :
-
Pleonasme :
Kemilau emas memancar
-
Repetisi :
Hamparan ratusan kotak-kotak beton di seantero kota-kota itu
-
Metafora :
Kota berteluk hangat di selat sunda
D.
UNSUR EKSTRINSIK
i. Nilai moral :
Sekelompok orang
memukuli orang gila yang mencuri kopi pelanggan disebuah warung.
j. Nilai sosial : Seorang ibu
penjual pecel yang rela meminjamkan sarungnya
demi kepentingan orang yang tidak dikenalnya, padahal orang lain yang
berada di dalam kantor pemerintahan yang memakai pakaian yang lebih rapih
kebanyakan berpikir berulang kali bahkan memaki-maki untuk meminjamkan celana
atau pakaiannya yang menutupi kaki.
k. Nilai budaya : Menunjukkan bukti
baktinya sebagai seorang anak yang baik kepada leluhurnya (kakek) dengan cara
menghidangkan makan enak yang di impikan arwah yang telah meninggal tersebut,
mendandaninya dengan pakaian yang rapih dan mewah, menyewa penangis bayaran
agar terlihat kualitas bakti dari segenap keturunan dengan histerisnya
tangisan.
l. Nilai Agama : Meminta maaf kepada Dewa karena tidak bisa
sembahyang untuk-Nya.
E.
KEKURANGAN
Ada dua kesalahan ketik yang kesalahannya dari editor buku ini, Kata gentayangan tertulis gentanyangan di halaman 26, dan kata knalpot tertulis kanlpot di halaman 131. Lalu
bahasanya yang kurang baku dan lebih banyak menggunakan bahasa adat (tionghoa) serta banyak bahasa yang menggunakan majas. Dari sembilan cerpen ini nyaris tidak
menyisakan ruang untuk tersenyum. Dan kekurangan selanjutnya banyak kalimat yang susah untuk dipahami.
F.
KELEBIHAN
Tema dan jalan cerita bukanlah yang terpenting. Yang paling utama dari cerpen ini adalah
cara bertutur yang memikat. Beberapa kata memiliki arti dan makna yang baik di terapkan dalam kehidupan, dan cerita ini dapat menguras emosi pembaca. Dari buku ini kita diperkenalkan lebih jauh
dan hampir detail mengenai agama konghucu dan budaya tionghoa.
G. KESIMPULAN
Buku ini
menceritakan tentang budaya tionghoa dan
agama konghucu secara detail. Menceritakan secara detail bagaimana proses
upacara pemakaman dengan adat konghucu. Apa saja yang harusnya dipersiapkan
untuk sajian orang yang meninggal. Tidak hanya menceritakan agama dan budaya
saja, tetapi menceritakan makna arti kehidupan sosial dan romantisme juga.
Semua berpadu menjadi suatu cerita yang menguras emosi.
15 komentar:
Terimakasih. Sangat bermanfaat
Thanks, posnya nambah wawasan dan bisa buat bantu selesaiin tugas, hehe . .
majasnya keren bangettt! aku baca bareng teman-teman ama guru di kelas waktu pelajarab B.Indo.. :) love it!
deskripsikanlah tokoh itu?
iyaa sama samaa
urwell :) baguslah kalo begitu
baca bukunya apa baca resensi saya ini nih hehe ;) thankuu
kan sudah ada di penokohan. tinggal dikembangkan aja
Terima kasih banyak ini sangat membantu saya dalam mengejakan tugas.... :P
Thx bgt buat Pos nya (y) rajin2 buat Pos ya ..
Urwell iyaa bikin pos kalo ada tugas paling. Jangan lupa cantumin source nya ya kalo bikin tugas dari mana pun selalu cantumin sumbernya 👌👍
yooo
Assalamualaikum .terimakasih banyak��
Kalo bahasa sunda nya apa ya?
Posting Komentar