KASUS: PERUSAHAAN
MARKONI INDONESIA
Bogel telah
bekerja di perusahaan Markoni Indonesia (MI) mulai dari teknisi sampai menjadi
Kepala Bagian Teknis dan kemudian Manajer Umum Divisi Elektronik. (Lihat
lampiran I). Dia merupakan seorang investor penting dalam bidang teknologi
elektronika komponen komputer HBU – MC ini menyebabkan perusahaan menduduki
posisi pimpinan dalam industri perancangan dan produksi peralatan komputer. Sejalan
dengan pertumbuhan divisi dan sukses teknologi komputer dengan komponen HBU – MC
dalam meningkatkan penjualan, pekerjaan-pekerjaan Bogel menjadi lebih
manajerial dibanding teknis. Dia mulai memikirkan tentang organisasi
perusahaan. Organisasi tampak terlalu
lemah, baik struktural maupun manajerial, untuk mengikuti peningkatan kompleksitas
kegiatan-kegiatan divisinya.
Bogel memandang
bahwa tidak mungkin bagi dia untuk meliput sejumlah keputusan pokok yang harus
dibuat. Enam program pokok dan beberapa program pendukung ada dalam tahap-tahap
perancangan dan/atau produksi yang berbeda-beda. (lihat lampiran 2). Semuanya mempunyai
para pelanggan yang berbeda, kadang-kadang daerah yang berbeda. Setiap produk
program, walaupun semua merupakan produk dengan komponen HBU-MC, masing-masing
mempunyai perbedaan yang cukup berarti, terutama pada teknologinya. Di samping
itu, berbagai program tersebut harus berbagi fasilitas-fasilitas produksi,
jenisjenis peralatan, modal utama, dan fungsi-fungsi yang terspesialisasi. Bogel
merasa bahwa dia harus menemukan berbagai cara untuk melimpahkan proses
pembuatan keputusan seluruhnya ke berbagai tingkatan di bawah posisinya.
Pertanyann Kasus:
1.
Apa masalah prinsip dalam struktur organisasi
perusahaan yang ada sekarang?
2.
Apakah bentuk struktur organisasi matriks dapat
membantu Bogel? Jelaskan jawaban saudara!
3.
Apa rekomendasi yang dapat saudara berikan untuk
membantu Bogel?
Jawaban Kasus:
1.
Masalah prinsip perusahaan Bogel yaitu terdapat
pada struktrur organisasi yg disebut struktur
sederhana. Karena dicirikan dengan
kadar departementalisasi yang rendah, rentang kendali yang luas, wewenang yang
terpusat pada seseorang saja, dan sedikit formalisasi. Struktur sederhana
paling banyak dipraktikkan dalam usaha-usaha kecil di mana manajer
dan pemilik adalah orang yang satu dan sama. struktur sederhana menjadi tidak
memadai tatkala sebuah organisasi berkembang karena formalisasinya yang rendah dan
sentralisasinya yang tinggi cenderung menciptakan kelebihan beban (overload)
di puncak.
2.
Iya. Karena Struktur Matriks adalah
sebuah struktur yang menciptakan garis wewenang ganda dan menggabungkan
departementalisasi fungsional dan produk. struktur matriks menggabungkan dua
bentuk departementalisasi: fungsional dan produk. Departementalisasi ini
memudahkan koordinasi di antara para spesialis untuk menyelesaikan tugas tepat
waktu dan memenuhi target anggaran. Karakteristik struktural paling nyata dari
matriks adalah bahwa ia mematahkan konsep kesatuan komando sehingga karyawan
dalam struktur matriks memiliki dua atasan manajer
departemen fungsional dan manajer produk.
3.
Mengubah struktur organisasi perusahaan dengan
melihat dari faktor penentu struktur organisasi yang ada di perusahaannya. Yaitu
strategi, ukuran organisasi, teknologi dan lingkungannya. Mungkin struktur
matriks bisa mengubah keadaan masalah dalam perusahaannya tersebut.
KASUS: PROTES DI PERUSAHAAN XYZ
Pada hari kamis pagi jam 07.30,
dua karyawan muda perusahaan XYZ mengungkapkan ketidakpuasannya dan menuntut
pemberhentian penyelia (supervisor) mereka, menaiki pagar daerah pusat tenaga
listrik, dan menghentikan pekerjaan lini perakitan. Mereka melakukan semuanya
itu karena prosedur keluhan melalui serikat buruh tidak bekerja cukup cepat
untuk memuaskan mereka. Selama tiga belas jam selanjutnya Sigit Prawoto dan
Rusman Haryadi melaksanakan protesnya di dalam suatu fasilitas dengan luas
sekitar 109 m² yang dikenal sebagai tempat sumber tenaga kerja, dan para
karyawan pengikutnya terus meneriakkan dukungan mereka.
Protes dramatik ini berakhir
dengan kemenangan ketika mereka menerima pernyataan yang ditandatangani secara
formal dari manajer pabrik, di mana secara resmi memberitahukan bahwa penyelia
telah diberhentikan dan bagi mereka tidak akan ada sanksi apapun. Sigit dan
Rusman digotong ke luar pabrik secara beramai-ramai oleh para karyawan pengikut
mereka. Mereka semua kembali bekerja dalam pabrik sebagai tukang las sehari
kemudian: tetapi penyelia yang diberhentikan, Wibowo, tidak tampak pada
pekerjaannya, meskipun ia masih berharap untuk memperoleh pekerjaan lain dalam
perusahaan XYZ.
Wibowo, yang mempunyai empat
anak dan diberhentikan karena “pelanggaran personalia”, menyatakan bahwa
tindakan pemberhentian yang menimpa dirinya adalah tidak adil. Dalam penjelasannya
mengenai peristiwa-peristiwa yang menyebabkan protes karyawan dan sesudah itu
pemberhentian dirinya. Wibowo mengataan bahwa produksi pada lini perakitan
telah secara kronis di bawah kuota sebelum dia diangkat sebagai penyelia. Pada saat
Wibowo dilantik menjadi penyelia, manajer pabrik dengan terus terang telah
memberitahukan kepadanya bahwa tugas
utamanya adalah meningkatkan produksi, dan kenyataannya produksi telaah
meningkat secara menyolok dalam waktu singkat sejak dia menjadi penyelia.
Wibowo mengatakan bahwa
pemberhentiannya akan menyebabkan preseden yang membahayakan. “Tindakan
perusahaan menciptakan suatu situasi di mana operasi-operasi pabrik menjadi
sasaran tindakan setiap karyawan yang dendam atau tidak puas, kata Wibowo
dengan kesal. Kemungkinan ini diperkuat oleh komentar pengurus serikat buruh
yang mengatakan bahwa ada berbagai kondisi lain dalam pabrik yang membutuhkan
perbaikan – seperti kantin (cafetaria) perusahaan dan pembebasan dari panas
lebih dari 100 derajat dekat tungku pabrik. Lebih lanjut, pengurus serikat
buruh mengatakan, ada paling sedikit seorang penyelia lain yang seharusnya juga
diberhentikan. Sikapnya ini menyatakan secara tidak langsung bahwa protes yang
sukses seperti di atas akan memudahkan pencapaian tujuantujuan tersebut. Komentar
akhir pengurus serikat buruh adalah bahwa pemogokan (protes) liar yang
dilakukan oleh dua orang tanpa kekuatan sah telah secara lancar mencapai dan
menghasilkan hal yang sama seperti pemogokan yang berkembang secara tertib.
Ketika memberikan tanggapan
kepada seorang wartawan surat kabar tentang pemogokan yang dilakukan, Sigit dan
Rusman melaporkan, “Kami mengetahui bahwa kami akan menang. Bila saudara
menguasai pusat kekuatan, saudara telah mendapatkan kekuasaan. Setiap menit
kami berada di tempat tersebut perusahaan akan menanggung beban biaya, dan kami
tidak akan meninggalkannya. Ini menunjukkkan kekuasaan perusahaan para karyawan
untuk mengendalikan perusahaan “.
Protes di pabrik XYZ
mengakibatkan rugi bagi perusahaan, karena hilangnya produksi sebesar 900
sampai 950 unit produk yang bernilai RP500.000,00 setiap unit dan seorang
penyelia yang dapat diandalkan, menurut perhitungan surat kabar EKUILIBRIUM.
Karena manajer pabrik harus
membuat laporan tentang peristiwa protes ini kepada atasannya, wakil direktur
divisi, dia memeriksa kembali peristiwa-peristiwa di hari itu,
keputusan-keputusan yang telah dia buat, dan implikasi-implikasinya di masa
mendatang. Dia bertanya-tanya dalam hati bahwa mungkin situasi bisa ditangani
dengan lebih efektif.
Pertanyaan Kasus:
1.
Apa sumber-sumber kekuasaan yang digunakan Sigit
dan Rusman dalam kasus di atas?
2.
Jelaskan kekuasaan dan wewenang Wibowo, pengurus
serikat buruh, dan manajer pabrik.
3.
Periksa kembali peristiwa-peristiwa yang
terjadi, terutama keputusan-keputusan yang dibuat manajer pabrik dan
implikasi-implikasinya di masa mendatang. Dapatkah situasi ditangani secara
lebih efektif? Bila dapat, bagaimana?
Jawaban kasus:
1.
Coercive power (kekuasaan memaksa)
Kekuasaan yang bertipe paksaaan ini, lebih memusatkan pandangan kemampuan untuk memberi hukuman kepada orang lain. Tipe koersif ini berlaku jika bawahan merasakan bahwa atasannya yang mempunyai lisensi untuk menhukum dengan tugas – tugasnya yang sulit, mencaci maki sampai kekuasaannya memotong gaji.
Kekuasaan yang bertipe paksaaan ini, lebih memusatkan pandangan kemampuan untuk memberi hukuman kepada orang lain. Tipe koersif ini berlaku jika bawahan merasakan bahwa atasannya yang mempunyai lisensi untuk menhukum dengan tugas – tugasnya yang sulit, mencaci maki sampai kekuasaannya memotong gaji.
2.
- Wewenang Wibowo sebagai seorang penyelia adalah
untuk memberi arahan, berwenang
untuk menghentikan proses produksi sementara kemudian melaporkan kepada manajer
produksi untuk ditentukan tindak lanjutnya. Berwenang memberikan penilaian
terhadap kinerja karyawan dan staf dibawahnya baik diminta atau tidak dalam
rangka evaluasi dan pengamatan terhadap kinerja seseorang. Berwenang melakukan
peneguran terhadap karyawan dibawahnya baik secara lisan atau tertulis dan
melanjutkan ke atasan jika memang dibutuhkan.
-
Wewenang pengurus serikat buruh yaitu Menerima dan
menyampaikan segala aspirasi dan informasi dari anggota kepada pengurus dalam
Rapat Pengurus. Menyampaikan segala informasi yang diterima dari Rapat Pengurus
kepada anggota.
Perwakilan seksi yang
tidak aktif, dapat diganti oleh Pengurus dalam Rapat Pengurus, untuk dilakukan
pergantian perwakilan seksi.
-
Wewenang manajer pabrik yaitu memberikan saran
dan nasehat serta penilaian terhadap kinerja bawahannya. Memberikan sanksi
terhadap kesalahan dan pelanggaran bawahan. Meminta nasehat, petunjuk dan
bimbingan dari atasnya. Membuat inovasi baru dalam pengerjaan produksi.
Memberikan masukan kepada perusahaan terkait dengan departemennya. Melakukan
koordinasi dengan departemen lain yang terkait dengan departemennya.
3.
Dapat. Dengan cara diselesaikan secara kekeluargaan. Dengan
membicarakan semua permasalahan dengan kepala dingin bersama orang yang
berkaitan saja. Mencaritahu terlebih dulu apa saja kesalahan Wibowo yang
membuat ia harus diberhentikan. Mengikat ia telah melaksanakan tugasnya dengan
baik sesuai perintah manajer pabrik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar